BLOGGER TEMPLATES AND MySpace 1.0 Layouts »

Kamis, 03 Juni 2010

Hasil Penelitian Ilmiah

Hasil Penelitian Ilmiah


Judul : PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA BUTIQUE PURI COLLECTION DENGAN METODE FULL COSTING
Penulis : PRISKA PERONIKA SARAGIH
Waktu penerbitan : 2002
Nama majalah : Penulisan Ilmiah
Lembaga penerbit : Universitas Gunadarma

KOMPONEN-KOMPONEN
A. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis membahas latar belakang masalah, permasalahan dan batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.

B. BAB II LANDASAN TEORI
Didalam bab ini diterangkan mengenai pengertian biaya, penggolongan biaya, pengertian harga pokok produksi.Karakteristik metode perhitungan harga pokok produksi dan harga jual.

C. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan sejarah berdirinya BUTIQUE PURI COLLECTION, bidang usaha dan proses produksi, bahan-bahan yang digunakan dan struktur organisasi.

D. BAB IV PEMBAHASAN
Disini penulis akan memberikan penjelasan metode penggumpulan harga pokok produksi, perhitungan harg pokok produksi, menentukan harga jual dan jurnal pencatatan biaya produksi.Perbandingan perhitungan harga pokok produksi antara penulis dan perusahaan.

E. BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir, disini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.


Nama : FERA ARISTIYANI
NPM : 20207459
Kelas : 3EB05
Tugas : Riset Akuntansi (softskill)

RESUME BAG. II

PENGAKUAN LABA KOTOR KOPERASI PEGAWAI PADA DEPARTEMEN KOPERASI DI BIDANG USAHA KREDIT PENJUALAN MESIN FHOTO COPY

Oleh : Mulyanta


Dari analisa diatas maka jelaslah, bahwa perbandingan antara dua metode yaitu, pendekatan laba kotor yang diakui saat terjadinya penjualan angsuran, dengan laba kotor yang di akui secara proporsional dengan kas yang diterima, dapat dilihat bahwa masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dilihat dari segi pencatatan maka metode pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan lebih efektif dan efisien, tetapi apabila dilihat dari segi pendapatan laba, lebih kecil dibandingkan dengan laba kotor secara proporsional dengan kas yang diterima. Dengan metode pengakuan laba kotor secara proporsional dengan kas yang diterima, laba yang diperoleh pada saat angsuran selama kontrak penjualan angsuran lebih besar tetapi dalam segi pencatatan, metode laba yang diakui pada saat terjadinya penjualan itu lebih efektif dan efisien. Dapat dilihat dari perbandingn kedua metode tersebut, maka merujuk pada “prinsip ekonomi” dimana dengan pengeluaran yang seminim mungkin untuk medapatkan laba semaxsimal mungkin, maka metode laba kotor secara proporsional dengan kas yang diterima, lebih tepat digunakan untuk perhitungan pengakuan laba kotor pada penjualan angsuran Koperasi Pegawai Pada Departemen Koperasi di bidang usaha kredit penjualan mesin fhoto copy.


Nama : FERA ARISTIYANI
NPM : 20207459
Kelas : 3EB05
Tugas : Riset Akuntansi (softskill)

RESUME BAG. I

PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN SEPATU
PADA HOME INDUSTRY HUNTER


Oleh : Dini Sri Linangkung


Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada Bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :
1. Harga Pokok Produk menurut perhitungan perusahaan sebesar Rp.21.730.700 lebih rendah dibandingkan dengan perhitungan menurut full costing sebesar Rp. 21.768.600, sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp.37.900.
2. Hal tersebut mengakibatkan harga jual yang dibebankan kepada pemesan berbeda, yaitu sebesar Rp.70.400 menurut perusahaan dan sebesar Rp.71.300 menurut full costing, sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp.900.
Kedua hal tersebut diatas adalah faktor-faktor yang kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Terlihat bahwa perhitungan menurut akuntansi biaya dengan metode full costing lebih tepat, karena pembebanan BOP berdasarkan tarif tertentu atas dasar jam tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi sepatu pesanan. Akibatnya total harga pokok produksi danharga jual yang dibebankan pun lebih tepat, Sehingga kecil kemungkinan bagi perusahaan untuk menderita kerugian.


Nama : FERA ARISTIYANI
NPM : 20207459
Kelas : 3EB05
Tugas : Riset Akuntansi (softskill)

Rabu, 02 Juni 2010

ABSTRAKSI BAG. II

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN, TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM, RETURN SAHAM, DAN LIKUIDITAS SAHAM PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN STOCK SPLIT (STUDI EMPIRIS: PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) (PERIODE 2000-2005)

ABSTRAKSI

Pemecahan saham merupakan fenomena dalam literature ekonomi keuangan perusahaan secara sederhana pemecahan saham berarti memecah selembar saham menjadi lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya modal. tindakan pemecahan saham akan memberikan efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur memegang jumlah saham yang lebih banyak. Jadi pemecahan saham sebenarnya merupakan tindakan perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis. (Marwata, 2001).


Meskipun pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis, tetapi banyak peristiwa pemecahan saham di pasar modal memberikan indikasi bahwa pemecahan saham merupakan alat yang penting dalam praktek pasar modal (Marwata, 2001). Pemecahan saham telah menjadi salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan.

Harga pasar dari saham akan mencerminkan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan terjadi sebaliknya. Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham akan sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga saham yang terlalu rendah sering dikaitkan dengan kinerja perusahaan yang kurang baik. Namun bila harga
saham terlalu tinggi (overprice) dapat mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menyebabkan harga saham akan sulit untuk meningkat lagi. Dalam mengantisipasi hal tersebut banyak perusahaan melakukan pemecahan saham.

Secara teoritis pemecahan saham tidak akan menambah kekayaan pemegang saham, karena di satu sisi jumlah lembar saham yang dimiliki investor bertambah tetapi di sisi lain harga saham turun secara proporsional. Namun dengan melakukan pemecahan saham diharapkan likuiditas sahamnya akan meningkat, karena investor dapat membeli saham dengan harga yang relatif lebih rendah (Muazaroh dan Iramani, 2005). Meskipun pemecahan saham tidak memberikan nilai ekonomis bagi pemegang saham, namun tindakan ini sering dilakukan oleh perusahaan.

Teori yang mendukung peristiwa pemecahan saham ini antar lain Signaling Theory dan Trading Range Theory. Menurut Signaling Theory, pemecahan saham. Merupakan suatu sinyal dari manajer bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang baik. Manajer ingin menyampaikan informasi yang lengkap dan akurat tentang kondisi ataupun prospek perusahaan kepada pihak yang membutuhkan informasi sebelum dilakukan pemecahan saham, pihak luar tidak mendapatkan informasi yang cukup guna mengetahui kondisi perusahaan. Dengan adanya suatu sinyal yang baik berupa informasi disampaikan perusahaan, pihak luar dapat mengetahui kinerja keuangan yang dapat dilihat dari ROI dan EPS-nya. Sedangkan menurut Trading Range Theory menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi. Dengan adanya penataan harga ke rentang yang lebih rendah maka menimbulkan reaksi yang positif dari pasar. Para analis maupun pelaku pasar dapat mengetahui tingkat kemahalan harga saham melalui PER dan PBV-nya. Hal ini juga diperkuat oleh pendapatnya Marwata (2001).

Dalam dunia bisnis, terutama dalam perdagangan saham yang terdapat di pasar modal, banyak sekali aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para investor untuk memperoleh keuntungan (return). Pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substansial (Marwata, 2001). Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang (Bar-Josef dan Brown, 1997), dalam Marwata (2001). Dengan melihat return yang bisa diperoleh, maka investor akan tertarik untuk berinvestasi, jadi return merupakan salah satu faktor yang mendasari investor untuk membeli saham.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pemecahan saham, karena kinerja keuangan merupakan alat ukur keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba dan mencerminkan kondisi suatu perusahaan Copeland (1979;116) dalam Marwata (2001), menyatakan bahwa salah satu gambaran prospek bagus adalah kinerja keuangan yang bagus perusahaan yang melakukan pemecahan saham memerlukan cukup biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu melakukan.

Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dari berbagai jenis industri. Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan, tingkat kemahalan harga saham, return saham, dan likuiditas saham pada perusahaan manufaktur antara yang melakukan stock split dengan perusahaan yang tidak melakukan stock split. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi apakah ada perbedaan yang melakukan stock split atau yang tidak melakukan stock split dalam kinerja keuangan, tingkat kemahalan harga saham, return saham, dan likuiditas saham. Untuk selanjutnya dapat dijadikan tolok ukur dan pertimbangan bagi investor untuk membeli saham saham yang akan dipilihnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh apakah ada perbedaan kinerja keuangan, tingkat kemahalan harga saham, return saham, dan likuiditas saham pada perusahaan yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split yang dituangkan dalam judul “ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN, TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM, RETURN SAHAM, DAN LIKUIDITAS SAHAM PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) (PERIODE 2000-2005).



Nama : FERA ARISTIYANI
Kelas : 3EB05
NPM : 20207459
tugas : Riset Akuntansi (softskill)
Sumber : http://www.pustakaskripsi.com/analisis-perbedaan-kinerja-keuangan-tingkat-kemahalan-harga-saham-return-saham-dan-likuiditas-saham-perusahaan-yang-melakukan-stock-split-dan-perusahaan-yang-tidak-melakukan-stock-split-pada-perusa-260.html

ABSTRAKSI BAG. I

“Implementasi Balanced Scorecard sebagai alat pengukur kinerja pada PT Bestindo Intiselaras”

Novira (2003-12-053)

ABSTRAK

Implementasi Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukur Kinerja pada PT Bestindo Intiselaras (Balanced Scorecard Implementation as a performance measurement at PT Bestindo Intiselaras)

C) xv + 85 halaman; 2007; lampiran 6

D) Kata kunci : Balanced Scorecard, Alat Pengukur Kinerja

E) Isi Abstrak : Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang makin kompleks seperti saat ini dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang dapat menilai kinerja perusahaan secara akurat dan menyeluruh. Dalam hal ini metode yang dapat digunakan adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard mengukur kinerja dari empat perspektif, yaitu: perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan. Penulis melakukan analisis pada PT Bestindo Intiselaras dengan menggunakan data tahun 2004-2005 untuk menganalisis perspektif keuangan, sedangkan untuk perspektif lainnya penulis melakukan analisis melalui perhitungan kuesioner yang disebarkan kepada staff dan pelanggan PT Bestindo Intiselaras. Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis diketahui bahwa kinerja PT Bestindo secara keseluruhan sudah cukup baik. Kesimpulan yang dapat diambil penulis melalui analisis yang sudah dilakukan adalah bahwa Balanced Scorecard merupakan metode yang terbaik dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan, karena Balanced Scorecard mengangkat aspek-aspek penting yang diabaikan oleh pengukuran kinerja secara tradisional, seperti aspek sumber daya manusia, sistem yang digunakan dalam perusahaan, proses operasional, dan aspek kepuasan pelanggan, sehingga hasil pengukuran dengan Balanced Scorecard akan lebih akurat. Dimana hasil pengukuran kinerja yang akurat adalah sangat penting bagi management, baik dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian, serta dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.

F) Acuan : 5 (1996–2004)

G) (Ishak The, S.E., M.M.)






Nama : FERA ARISTIYANI
Kelas : 3EB05
NPM : 20207459
Tugas : Riset Akuntansi (softskill)
Sumber : http://pustakaskripsi.com/implementasi-balanced-scorecard-sebagai-alat-pengukur-kinerja-pada-pt-bestindo-intiselaras-3.html

Senin, 08 Maret 2010

AUDIT SDM

TUGAS : PEMERIKSAAN AKUNTANSI DOSEN : RENNY NUR'AINI


AUDIT SDM

(SUMBER DAYA MANUSIA)


Mungkin untuk sementara orang, jika mengenal kata audit langsung terbayang sesuatu yang berhubungan dengan standar, prosedur keuangan, finansial, prosedur dll, dimana dilakukan pengecekan, pemeriksaan apakah proses sudah dijalankan sesuai prosedur atau standar berlaku. Bagi yang berkecimpung dalam aspek keuangan, memang tidak aneh karena sudah ada standar internasional (GAAP, Sarbanes-Oxley, IFRS dll) atau untuk management juga ada standar ISO (9001, 14000, 18000). Tapi jika SDM diaudit, standar apa yang dipakai? mengapa harus ada audit SDM? Untuk apa ?. Mungkin bagi sebagian orang masih belum lazim mendengar istilah audit SDM.

Dengan perkembangan teknologi, sistem, manajemen maupun kebutuhan organisasi, fungsi audit sekarang sudah semakin meluas dan melingkupi hampir semua aspek manajemen. Ada audit keuangan, finansial, Information Technology, Safety, Lingkungan, audit energy dan bahkan SDM sendiri termasuk obyek yang dapat diaudit. Terus apa yang dimaksud dengan Audit SDM?.

Audit SDM adalah proses meninjau (review) secara komprehensif suatu sistem dan/atau proses suatu organisasi apakah sudah memenuhi kebutuhan atau proyeksi masa depan kebutuhan fungsi SDM organisasi, baik apakah itu untuk memenuhi standar lokal (pemda, pemprov), standar internal (SOP, Company Policy) atau regulasi (International Standard atau Standar pemerintah).

Manfaat Audit SDM

Manfaat utama dalam audit SDM diantaranya bisa mengetahui proses mana yang belum memenuhi persyaratan hukum berlaku sehingga meminimalisir proses internal organisasi yang berpotensi melanggar hukum, dan yang terpenting adalah membantu organisasi secara sistematis untuk mengidentifikasi kondisi saat ini serta langkah aksi apa yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kinerja proses fungsi SDM.

Kegagalan dalam mengidentifkasi penyebab potensial yang bisa membahayakan atau berpotensi melanggar hukum dapat menimbulkan efek yang merugikan perusahaan atau organisasi. Karena itu, audit SDM merupakan salah satu cara untuk mengenal sejauh mana proses internal, sistem prosedur organisasi sudah memenuhi aspek keamanan baik secara hukum maupun juga membantu mengidentifikasi bagian SDM yang belum berjalan secara efektif dan efisien. Peninjauan secara berkala terhadap sistem dan prosedur organisasi yang berhubungan dengan SDM, tidak hanya membantu agar sistem dan prosedur tetap memenuhi persyaratan, namun juga membantu aspek finansial perusahaan agar tetap stabil dan mantap.

Obyek SDM yang diaudit

Aspek SDM yang dapat diaudit cukup luas, karena SDM itu sendiri mencakup fungsi perencanaan, fungsi pengembangan, fungsi pemeliharaan, fungsi informasi, fungsi penghargaan dan penghukuman, serta fungsi peningkatan kinerja. Dengan demikian jika dirinci, obyek yang dapat diaudit adalah sebagai berikut :

  • Fungsi Perencanaan : Manpower Planning, Manpower Recruitment, Manpower Fulfillment, Sourcing Candidate.

  • Fungsi Pengembangan : Training, Development, Coaching, Mentoring.

  • Fungsi Informasi & Teknologi : Personnel Data base, Sistem Informasi Manajemen SDM (HRIS).

  • Fungsi Pemerliharaan : Industrial Relation, Corporate Social Responsibility.

  • Fungsi Penghargaan dan Penghukuman : Compensation & Benefit, Reward, Termination, Punishment.

  • Fungsi Peningkatan kinerja : Performance Management System, Pay for Performance.

Dari aspek diatas, kebanyakan masih berkutat dalam hal sistem dan prosedur dimana aspek ini sering disebut sebagai sisi Hard Capabilities Organisasi. Perkembangan selanjutnya yang bisa menjadi pertimbangan audit, adalah juga mengaudit aspek Soft Organisasi, antara lain :

  • Budaya Organisasi,

  • Audit competency staff SDM,

  • Audit kepuasan terhadap fungsi SDM.

Ketika anda melakukan audit SDM, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti diketahui yakni kegunaan audit SDM itu sendiri. Ini tergantung dari perspektif dan tujuan audit SDM itu sendiri. Dengan mengetahui tujuan audit, maka pelaksanaan audit dan prosesnya akan menyelaraskan dengan tujuan tersebut.

Beberapa hal yang menjadi tujuan dan kegunaan audit SDM antara lain :

  • Mencari hal-hal yang berpotensi menimbulkan masalah serius di kemudian hari

  • Mencari area yang dapat dilakukan perbaikan dan improvement

  • Sebagai alat dokumentasi untuk merger, akuisisi maupun reorganisasi

  • Untuk mencari tahu seberapa jauh pemenuhan sistem dengan standar, peraturan dan regulasi yang ada.

Adapun sumber data yang bisa digunakan untuk audit SDM adalah :

  • SOP, aturan dan prosedur yang ada

  • Pimpinan Departemen SDM atau personalia

  • Pimpinan Departemen lain

INSTRUMEN-INSTRUMEN AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA

Ada beberapa instrumen pengumpulan informasi yang membantu dalam menghimpun data aktivitas-aktivitas sumber daya manusia, diantaranya :

· Wawancara

Wawancara dengan karyawan dan manajer adalah suatu sumber informasi mengenai aktivitas sumber daya manusia. Komentar mereka membantu tim audit mencari bidang-bidang yang membutuhakn perbaikan. Kritik dari karyawan dapat menunjukkan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh departemen untuk memenuhi kebutuhan mereka. Demikian juga, sumbang saran manajer dapat mengungkapkan cara-cara untuk memberikan mereka servis yang lebih baik.

· Kuisioner

Karena wawancara itu menyita waktu dan mahal serta kerap hanya terbatas pada sedikit orang, banyak departemen sumber daya manusia yang menggunakan kuisioner-kuisioner untuk memperluas lingkup riset mereka. Selain itu, kuisioner jug dapat memberikan jawaban-jawaban yang lebih terbuka dibandingkan wawancara tatap muka.

· Informasi Eksternal

Informasi adalah alat sentral dari tim audit. Perbandingan-perbandingan luar memberikan kepada tim audit suatu perspektif terhadapnya aktivitas-aktivitas perusahaan dapat dinilai.

· Eksperimen-eksperimen Riset




Opini : jadi SDM itu sangat penting bagi kelangsungan kehidupan kita..Manfaat utama dalam audit SDM diantaranya bisa mengetahui proses mana yang belum memenuhi persyaratan hukum berlaku sehingga meminimalisir proses internal organisasi yang berpotensi melanggar hukum, dan yang terpenting adalah membantu organisasi secara sistematis untuk mengidentifikasi kondisi saat ini serta langkah aksi apa yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kinerja proses fungsi SDM..

Minggu, 28 Februari 2010

AUDIT PEMASARAN

Tugas : Pemeriksaan Akuntansi Dosen : Renny Nur'aini

AUDIT PEMASARAN

Definisi
Menurut Shuchman: suatu penelaahan yang sistematis, teoritikal, dan tidak memihak dari operasi pemasaran total
Menurut Kotler: suatu pengujian yang komprehensif, sistematis dan independen dan periodik dari suatu perusahaan, unit usaha, lingkungan pemasaran, strategi dan aktivitas dengan maksud untuk menentukan area masalah dan peluang serta merekomendasikan suatu rencaan tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan
Manfaat Audit Pemasaran
Analisis mengenai lingkungan eksternal dan situasi internal
Penilaian kinerja masa lalu dan aktivitas sekarang
Identifikasi peluang dan ancaman masa yang akan datang
Bentuk Audit
Audit Eksternal
Berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, dimulai dari pengujian informasi ekonomi umum menuju pertumbuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan
Audit Internal
Berkaitan dengan variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang bertujuan untuk menilai sumber daya organisasi sebagaimana berhadapan dengan sumber daya pesaing.

Menurut Richard M. S. Wilson, struktur audit pemasaran terdiri dari tiga langkah
Lingkungan organisasi (peluang dan ancaman)
Sistem pemasaran (kekuatan dan kelemahan)
Aktivitas pemasaran

Area yang harus diselidiki sebagai bagian audit pemasaran
Audit Eksternal
Lingkungan usaha dan ekonomi
Pasar
Kompetisi
Audit Internal
Variabel operasional pemasaran
Operasi dan sumber daya
Tujuan pemasaran,
Strategi pemasaran
Struktur
Sistem informasi
Sistem perencanaan
Sistem pengendalian
Efisiensi fungsional
Efisiensi antar fungsional
Analisis kemampulabaan
Analisisi efektivitas biaya

Langkah Langkah Audit Pemasaran
Menurut Grashof
Aktivitas pra audit
Pengumpulan informasi
Analisis informasi
Formulasi dan rekomendasi
Pengembangan dari program implementasi

Menurut Cannon
Mendefinisikan pasar
Menentukan deferensial kinerja
Menentukan perbedaan dalam program kompetitif
Membuat riwayat strategi pesaing
Menetukan struktur perencanaan strategik

Menelaah Efektivitas Pemasaran
Untuk menentukan sejauh mana organisasi merefleksikan 5 karakteristik utama dari orientasi pemasaran:
Falsafah yang berorientasi pelanggan
Organisasi pemasaran yang diintegarasikan
Informasi pemasaran yang cukup
Orientasi strategik
Efisiensi operasional
Peranan Analisis SWOT
Setiap unit usaha perlu mengembangkan informasi pemsaran untuk mengikuti kecenderungan yang dikategorikan sebagai Opportunity = kesempatan dan Threat = ancaman

Dasar dasar untuk mengembangkan keunggulan bersaing dibagi dalam 3 kelompok
Keunggulan organisasi
Keunggulan departemental dan fungsional
Keunggulan yang didasarkan pada hubungan dengan badan eksternal

Karakteristik Audit yang efektif menurut Kotler
Komprehensif / menyeluruh
Independen
Berkala

Prosedur Audit
Dimulai dari persetujuan yang dicapai antara direktur pemasaran dengan auditor pemasaran, tujuan khusus, luas dan dalamnya cakupan, sumber data dan format laporan dan periode audit
Komponen Audit
Audit Lingkungan Pemasaran
Audit Strategi pemasaran
Audit Organisasi pemasaran
Audit Sistem pemasaran
Audit produktivitas pemasaran
Audit fungsi pemasaran



Audit Lingkungan Pemasaran
Mencakup analisis kekuatan ekonomi makro utama dan kecenderungan dalam lingkungan tugas organisasi
Audit Strategi pemasaran
Fokus pada penelaahan dari tujuan dan strategi pemasaran terhadap lingkungan pasar sekarang dan yang akan datang
Audit Organisasi pemasaran
Menilai kemampuan struktur organisasi dalam menerapkan strategi untuk mengembangkan lingkungan.

Audit Sistem pemasaran
Mencakup mutu dari sistem organisasi untuk menganalisisi, perencanaan dan pengendalian
Audit produktivitas pemasaran
Menguji aspek aspek yang berbeda dari program pemasaran dan efektifitas biaya dari berbagai tingkat pengeluaran pemasaran
Audit fungsi pemasaran
Mencakup penilaioan yang rinci dari setiap unsur bauran pemasaran Audit fungsi pemasaran



Opini : Audit pemasaran merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap segenap program pemasaran pada suatu perusahaan atau unit bisnis secara komprehensif, sistematis, independen, dan berkala dengan memberikan pendekatan yang terstruktur terhadap pengumpulan dan analisis data/informasi pada lingkungan bisnis yang kompleks dan selanjutnya dapat ditindak lanjuti dengan melakukan langkah-langkah korektif sehingga efektifitas program-program pemasaran dapat tercapai.

AUDIT MUTU

Tugas : Pemeriksaan Akuntansi Dosen : Renny Nur'aini

AUDIT MUTU


A. PENGERTIAN AUDIT MUTU

Pengertian audit mutu dapat dijumpai dalam Panduan Audit Sitem Manajemen Mutu SNI 19-19011-2002. Dalam panduan tersebut, audit mutu didefinisikan sebagai proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauhmana kriteria audit dipenuhi (BSN, 2002). Audit Sistem Mutu biasanya dilakukan untuk menentukan tingkat kesesuaian aktivitas organisasi terhadap standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang telah ditentukan serta efektivitas dari penerapan system tersebut.

B. TUJUAN AUDIT MUTU

Dari pengertian audit mutu yang diuraiakan di atas, bahwa tujuan audit mutu adalah untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Temuan hasil audit selanjutnya dianalisis, dinilai kecukupan dan kesesuaiannya terhadap standar ISO 9001:2000. Hasil temuan auditor tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Secara rinci tujuan umum dari audit mutu yaitu (Willy Susilo,2000) :

1. Untuk memperoleh prioritas permasalahan yang tengah dihadapi organisasi
2. Untuk merencanakan pengembangan usaha Untuk memenuhi persyaratan suatu sistem manajemen yang digunakan sebagai acuan
3. Untuk memenuhi persyaratan regulasi ataupun persyaratan kontrak dengan (misalnya) pelanggan
4. Untuk mengevaluasi terhadap pemasok
5. Untuk menemukan adanya potensi resiko kegiatan organisasi

Sedangkan tujuan audit mutu secara khusus adalah untuk memberikan umpan balik tentang kinerja organisasi yang diuraikan sebagai berikut (Iskandar Indranata,2006):

1. Mengarahkan pencapaian sasaran Memberikan sense of urgency
2. Menemukan peluang perbaikan
3. Memastikan apakah sistem diterapkan secara efektif
4. Mendeteksi penyimpangan-penyimpangan terthadap kebijakan mutu sedini mungkin

C. PRINSIP AUDIT MUTU

Audit mutu didasarkan pada sejumlah prinsip. Ketaatan dan kepatuhan terhadap prinsip tersebut merupakan prasyarat untuk memberikan kesimpulan audit yang sesuai dan cukup serta memungkinkan auditor bekerja secara independen untuk mencapai kesamaan kesimpulan pada situasi serupa. Prinsip Audit Mutu, secara garis besar terdiri dari dua prinsip yaitu prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor dan prinsip-prinsip yang terkait dengan kegiatan audit.

1. Prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor, yaitu :

a. Kode Etik sebagai Dasar Profesionalisme.

Kode Etik merupakan dasar profesionalisme auditor dalam pelaksaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian. Seorang auditor harus mampu menunjukkan sikap berpendirian, yaitu sikap mampu memberikan penilaian yang proporsional dan kontekstual.

b. Menyajikan hasil yang obyektif dan akurat,

Seorang auditor berkewajiban untuk melaporkan hasil temuan audit secara benar dan akurat. Temuan audit, kesimpulan audit dan laporan audit mencerminkan pelaksanaan kegiatan audit secara benar dan akurat. Hambatan signifikan yang ditemukan selama audit dan perbedaan pendapat yang tidak terselesaikan antara tim audit dan auditi harus dilaporkan.

c. Profesional, memiliki kompetensi sebagai auditor.

2. Prinsip Audit yang relevan dengan kegiatan audit, yaitu :

1. Independen-auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit pada area yang bukan tanggungjawabnya.
2. Bukti Obyektif sebagai dasar membuat kesimpulan audit, dapat diverifikasi dan sample audit yang diambil cukup mewakili
3. Terencana, audit harus terencana secara sistematik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.

D. ALASAN MELAKUKAN AUDIT MUTU

Dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) ada beberapa alasan melakukan audit berkesinambungan yaitu untuk melihat efektivitas system berdasar sampling dan lokasi/bagian, walaupun alasan yang pokok memberi jaminan dan mencegah timbulnya masalah-masalah dan meningkatkan efektivitas SMM alasan melakukan Audit antara lain (Iskandar Indranata, 2006) :

1. Mengembangkan sistem pada organisasi.
2. Meyakinkan organisasi akan efektivitas dan kesesuaian akan system itu sendiri.
3. Meyakinkan organisasi dalam memilih pemasok baru, bahwa SMM pemasok sesuai dengan apa yang diinginkan organisasi.
4. Meyakinkan organisasi bahwa pemasok yang ada masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan organisasi.
5. Memenuhi kesesuaian standar/undang-undang, bahwa organisasi harus terus menerus mengimplementasikan dan memelihara SMM secara konsisten.

Hasil audit dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperuam . alah atu manfaat audit yang paling sentral adalah sebagai dasar untuk mengambil keputusan, melakukan perbaikan, meningkatkan eisiensi dan efektivitas fungsi organisasi. Dengan informasi hasil penilaian auditor dan rekomendasi yang disampaikan, akan memungkinkan pimpinan unit operasi melakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi, efektivita maupun produktivitas usaha secara lebih terarah.

Proses audit merupakan media pembelajaran dan pertumbuhan yang tidak ternilai harganya bagi para pelaku audit itu sendiri. Karena melalui proses audit, tejadi proses pemahaman secara mendalam tentang seluk beluk operasi organisasi serta permasalahannya yang dihadapinya, baik permasalahan skala organisasi maupun permasalahan spesifik yang ada pada setiap fungsi dalam organisasi. Dengan demikian seorang auditor secara disadari atau tidak telah mempelajari proses manajemen organisasi secara komprehensif dan manajemen fungsional secara intensif. (BQST)


Opini : tentang Audit Mutu ini adalah bahwa
agar perusahaan mengerti tentang pemeriksaan mutu para pegawai nya dan juga tak hanya itu kantor pun juga bisa meningkatkan mutu SDM nya yang lebih baik.
saya menyadari bahwa pentingnya dengan Audit Mutu di skala organisasi / perusahaan..

Minggu, 14 Februari 2010

AUDIT LINGKUNGAN

TUGAS AUDIT 2                                                    Dosen : Renny Nur'aini

AUDIT LINGKUNGAN

Pengertian audit lingkungan
• Proses menemukan tingkat yang dipilih dari suatu organisasi untuk mentaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar internal.

Menurut The International Chamber of Commerce 1989:
• Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya.
Falsafah manajemen lingkungan
1. Pemecahan masalah
2. Mengelola ketaatan
3. Mengelola kepastian lingkungan

Manfaat Audit lingkungan
Untuk meningkatkan efektifitas manajemen dan rasa memperbaiki aktifitas pengelolaan lingkungan yang ada
Audit lingkungan di Indonesia
  Sesuai dengan GBHN 1993, sistem yang dianut dalam pelaksanaan pembangunan nasional adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. 
“Pembangunan yang dilakukan untuk mengolah sumber daya alam, tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.”
 Dasar hukum upaya pelestarian lingkungan hidup adalah Undang undang no 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup
 Pelaksanaan audit lingkungan hidup bersifat sukarela dan pemerintah tidak mewajibkan semua perusahaan melakukan audit lingkungan, namun pemerintah berhak melakukan pemeriksaaan
Auditing sebagai komponen dari manajemen lingkungan:
– Manajemen lingkungan merupakan kerangka kerja atau metode untuk menuntun organisasi dalam mencapai dan mempertahankan kinerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem manajemen lingkungan terdiri dari:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Menuntun dan mengarahkan
4. Mengkomunikasikan
5. Mengendalikan dan menelaah

Opini : Audit Lingkungan adalah Proses menemukan tingkat yang dipilih dari suatu organisasi untuk mentaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar internal juga bermanfaat Untuk meningkatkan efektifitas manajemen dan rasa memperbaiki aktifitas pengelolaan lingkungan yang ada.

Kamis, 03 Juni 2010

Hasil Penelitian Ilmiah

0 komentar
Hasil Penelitian Ilmiah


Judul : PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA BUTIQUE PURI COLLECTION DENGAN METODE FULL COSTING
Penulis : PRISKA PERONIKA SARAGIH
Waktu penerbitan : 2002
Nama majalah : Penulisan Ilmiah
Lembaga penerbit : Universitas Gunadarma

KOMPONEN-KOMPONEN
A. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis membahas latar belakang masalah, permasalahan dan batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.

B. BAB II LANDASAN TEORI
Didalam bab ini diterangkan mengenai pengertian biaya, penggolongan biaya, pengertian harga pokok produksi.Karakteristik metode perhitungan harga pokok produksi dan harga jual.

C. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan sejarah berdirinya BUTIQUE PURI COLLECTION, bidang usaha dan proses produksi, bahan-bahan yang digunakan dan struktur organisasi.

D. BAB IV PEMBAHASAN
Disini penulis akan memberikan penjelasan metode penggumpulan harga pokok produksi, perhitungan harg pokok produksi, menentukan harga jual dan jurnal pencatatan biaya produksi.Perbandingan perhitungan harga pokok produksi antara penulis dan perusahaan.

E. BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir, disini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.


Nama : FERA ARISTIYANI
NPM : 20207459
Kelas : 3EB05
Tugas : Riset Akuntansi (softskill)

RESUME BAG. II

0 komentar
PENGAKUAN LABA KOTOR KOPERASI PEGAWAI PADA DEPARTEMEN KOPERASI DI BIDANG USAHA KREDIT PENJUALAN MESIN FHOTO COPY

Oleh : Mulyanta


Dari analisa diatas maka jelaslah, bahwa perbandingan antara dua metode yaitu, pendekatan laba kotor yang diakui saat terjadinya penjualan angsuran, dengan laba kotor yang di akui secara proporsional dengan kas yang diterima, dapat dilihat bahwa masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dilihat dari segi pencatatan maka metode pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan lebih efektif dan efisien, tetapi apabila dilihat dari segi pendapatan laba, lebih kecil dibandingkan dengan laba kotor secara proporsional dengan kas yang diterima. Dengan metode pengakuan laba kotor secara proporsional dengan kas yang diterima, laba yang diperoleh pada saat angsuran selama kontrak penjualan angsuran lebih besar tetapi dalam segi pencatatan, metode laba yang diakui pada saat terjadinya penjualan itu lebih efektif dan efisien. Dapat dilihat dari perbandingn kedua metode tersebut, maka merujuk pada “prinsip ekonomi” dimana dengan pengeluaran yang seminim mungkin untuk medapatkan laba semaxsimal mungkin, maka metode laba kotor secara proporsional dengan kas yang diterima, lebih tepat digunakan untuk perhitungan pengakuan laba kotor pada penjualan angsuran Koperasi Pegawai Pada Departemen Koperasi di bidang usaha kredit penjualan mesin fhoto copy.


Nama : FERA ARISTIYANI
NPM : 20207459
Kelas : 3EB05
Tugas : Riset Akuntansi (softskill)

RESUME BAG. I

0 komentar
PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN SEPATU
PADA HOME INDUSTRY HUNTER


Oleh : Dini Sri Linangkung


Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada Bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :
1. Harga Pokok Produk menurut perhitungan perusahaan sebesar Rp.21.730.700 lebih rendah dibandingkan dengan perhitungan menurut full costing sebesar Rp. 21.768.600, sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp.37.900.
2. Hal tersebut mengakibatkan harga jual yang dibebankan kepada pemesan berbeda, yaitu sebesar Rp.70.400 menurut perusahaan dan sebesar Rp.71.300 menurut full costing, sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp.900.
Kedua hal tersebut diatas adalah faktor-faktor yang kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Terlihat bahwa perhitungan menurut akuntansi biaya dengan metode full costing lebih tepat, karena pembebanan BOP berdasarkan tarif tertentu atas dasar jam tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi sepatu pesanan. Akibatnya total harga pokok produksi danharga jual yang dibebankan pun lebih tepat, Sehingga kecil kemungkinan bagi perusahaan untuk menderita kerugian.


Nama : FERA ARISTIYANI
NPM : 20207459
Kelas : 3EB05
Tugas : Riset Akuntansi (softskill)

Rabu, 02 Juni 2010

ABSTRAKSI BAG. II

0 komentar
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN, TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM, RETURN SAHAM, DAN LIKUIDITAS SAHAM PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN STOCK SPLIT (STUDI EMPIRIS: PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) (PERIODE 2000-2005)

ABSTRAKSI

Pemecahan saham merupakan fenomena dalam literature ekonomi keuangan perusahaan secara sederhana pemecahan saham berarti memecah selembar saham menjadi lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya modal. tindakan pemecahan saham akan memberikan efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur memegang jumlah saham yang lebih banyak. Jadi pemecahan saham sebenarnya merupakan tindakan perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis. (Marwata, 2001).


Meskipun pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis, tetapi banyak peristiwa pemecahan saham di pasar modal memberikan indikasi bahwa pemecahan saham merupakan alat yang penting dalam praktek pasar modal (Marwata, 2001). Pemecahan saham telah menjadi salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan.

Harga pasar dari saham akan mencerminkan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan terjadi sebaliknya. Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham akan sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga saham yang terlalu rendah sering dikaitkan dengan kinerja perusahaan yang kurang baik. Namun bila harga
saham terlalu tinggi (overprice) dapat mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menyebabkan harga saham akan sulit untuk meningkat lagi. Dalam mengantisipasi hal tersebut banyak perusahaan melakukan pemecahan saham.

Secara teoritis pemecahan saham tidak akan menambah kekayaan pemegang saham, karena di satu sisi jumlah lembar saham yang dimiliki investor bertambah tetapi di sisi lain harga saham turun secara proporsional. Namun dengan melakukan pemecahan saham diharapkan likuiditas sahamnya akan meningkat, karena investor dapat membeli saham dengan harga yang relatif lebih rendah (Muazaroh dan Iramani, 2005). Meskipun pemecahan saham tidak memberikan nilai ekonomis bagi pemegang saham, namun tindakan ini sering dilakukan oleh perusahaan.

Teori yang mendukung peristiwa pemecahan saham ini antar lain Signaling Theory dan Trading Range Theory. Menurut Signaling Theory, pemecahan saham. Merupakan suatu sinyal dari manajer bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang baik. Manajer ingin menyampaikan informasi yang lengkap dan akurat tentang kondisi ataupun prospek perusahaan kepada pihak yang membutuhkan informasi sebelum dilakukan pemecahan saham, pihak luar tidak mendapatkan informasi yang cukup guna mengetahui kondisi perusahaan. Dengan adanya suatu sinyal yang baik berupa informasi disampaikan perusahaan, pihak luar dapat mengetahui kinerja keuangan yang dapat dilihat dari ROI dan EPS-nya. Sedangkan menurut Trading Range Theory menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi. Dengan adanya penataan harga ke rentang yang lebih rendah maka menimbulkan reaksi yang positif dari pasar. Para analis maupun pelaku pasar dapat mengetahui tingkat kemahalan harga saham melalui PER dan PBV-nya. Hal ini juga diperkuat oleh pendapatnya Marwata (2001).

Dalam dunia bisnis, terutama dalam perdagangan saham yang terdapat di pasar modal, banyak sekali aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para investor untuk memperoleh keuntungan (return). Pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substansial (Marwata, 2001). Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang (Bar-Josef dan Brown, 1997), dalam Marwata (2001). Dengan melihat return yang bisa diperoleh, maka investor akan tertarik untuk berinvestasi, jadi return merupakan salah satu faktor yang mendasari investor untuk membeli saham.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pemecahan saham, karena kinerja keuangan merupakan alat ukur keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba dan mencerminkan kondisi suatu perusahaan Copeland (1979;116) dalam Marwata (2001), menyatakan bahwa salah satu gambaran prospek bagus adalah kinerja keuangan yang bagus perusahaan yang melakukan pemecahan saham memerlukan cukup biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu melakukan.

Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dari berbagai jenis industri. Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan, tingkat kemahalan harga saham, return saham, dan likuiditas saham pada perusahaan manufaktur antara yang melakukan stock split dengan perusahaan yang tidak melakukan stock split. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi apakah ada perbedaan yang melakukan stock split atau yang tidak melakukan stock split dalam kinerja keuangan, tingkat kemahalan harga saham, return saham, dan likuiditas saham. Untuk selanjutnya dapat dijadikan tolok ukur dan pertimbangan bagi investor untuk membeli saham saham yang akan dipilihnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh apakah ada perbedaan kinerja keuangan, tingkat kemahalan harga saham, return saham, dan likuiditas saham pada perusahaan yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split yang dituangkan dalam judul “ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN, TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM, RETURN SAHAM, DAN LIKUIDITAS SAHAM PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) (PERIODE 2000-2005).



Nama : FERA ARISTIYANI
Kelas : 3EB05
NPM : 20207459
tugas : Riset Akuntansi (softskill)
Sumber : http://www.pustakaskripsi.com/analisis-perbedaan-kinerja-keuangan-tingkat-kemahalan-harga-saham-return-saham-dan-likuiditas-saham-perusahaan-yang-melakukan-stock-split-dan-perusahaan-yang-tidak-melakukan-stock-split-pada-perusa-260.html

ABSTRAKSI BAG. I

0 komentar
“Implementasi Balanced Scorecard sebagai alat pengukur kinerja pada PT Bestindo Intiselaras”

Novira (2003-12-053)

ABSTRAK

Implementasi Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukur Kinerja pada PT Bestindo Intiselaras (Balanced Scorecard Implementation as a performance measurement at PT Bestindo Intiselaras)

C) xv + 85 halaman; 2007; lampiran 6

D) Kata kunci : Balanced Scorecard, Alat Pengukur Kinerja

E) Isi Abstrak : Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang makin kompleks seperti saat ini dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang dapat menilai kinerja perusahaan secara akurat dan menyeluruh. Dalam hal ini metode yang dapat digunakan adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard mengukur kinerja dari empat perspektif, yaitu: perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan. Penulis melakukan analisis pada PT Bestindo Intiselaras dengan menggunakan data tahun 2004-2005 untuk menganalisis perspektif keuangan, sedangkan untuk perspektif lainnya penulis melakukan analisis melalui perhitungan kuesioner yang disebarkan kepada staff dan pelanggan PT Bestindo Intiselaras. Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis diketahui bahwa kinerja PT Bestindo secara keseluruhan sudah cukup baik. Kesimpulan yang dapat diambil penulis melalui analisis yang sudah dilakukan adalah bahwa Balanced Scorecard merupakan metode yang terbaik dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan, karena Balanced Scorecard mengangkat aspek-aspek penting yang diabaikan oleh pengukuran kinerja secara tradisional, seperti aspek sumber daya manusia, sistem yang digunakan dalam perusahaan, proses operasional, dan aspek kepuasan pelanggan, sehingga hasil pengukuran dengan Balanced Scorecard akan lebih akurat. Dimana hasil pengukuran kinerja yang akurat adalah sangat penting bagi management, baik dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian, serta dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.

F) Acuan : 5 (1996–2004)

G) (Ishak The, S.E., M.M.)






Nama : FERA ARISTIYANI
Kelas : 3EB05
NPM : 20207459
Tugas : Riset Akuntansi (softskill)
Sumber : http://pustakaskripsi.com/implementasi-balanced-scorecard-sebagai-alat-pengukur-kinerja-pada-pt-bestindo-intiselaras-3.html

Senin, 08 Maret 2010

AUDIT SDM

0 komentar

TUGAS : PEMERIKSAAN AKUNTANSI DOSEN : RENNY NUR'AINI


AUDIT SDM

(SUMBER DAYA MANUSIA)


Mungkin untuk sementara orang, jika mengenal kata audit langsung terbayang sesuatu yang berhubungan dengan standar, prosedur keuangan, finansial, prosedur dll, dimana dilakukan pengecekan, pemeriksaan apakah proses sudah dijalankan sesuai prosedur atau standar berlaku. Bagi yang berkecimpung dalam aspek keuangan, memang tidak aneh karena sudah ada standar internasional (GAAP, Sarbanes-Oxley, IFRS dll) atau untuk management juga ada standar ISO (9001, 14000, 18000). Tapi jika SDM diaudit, standar apa yang dipakai? mengapa harus ada audit SDM? Untuk apa ?. Mungkin bagi sebagian orang masih belum lazim mendengar istilah audit SDM.

Dengan perkembangan teknologi, sistem, manajemen maupun kebutuhan organisasi, fungsi audit sekarang sudah semakin meluas dan melingkupi hampir semua aspek manajemen. Ada audit keuangan, finansial, Information Technology, Safety, Lingkungan, audit energy dan bahkan SDM sendiri termasuk obyek yang dapat diaudit. Terus apa yang dimaksud dengan Audit SDM?.

Audit SDM adalah proses meninjau (review) secara komprehensif suatu sistem dan/atau proses suatu organisasi apakah sudah memenuhi kebutuhan atau proyeksi masa depan kebutuhan fungsi SDM organisasi, baik apakah itu untuk memenuhi standar lokal (pemda, pemprov), standar internal (SOP, Company Policy) atau regulasi (International Standard atau Standar pemerintah).

Manfaat Audit SDM

Manfaat utama dalam audit SDM diantaranya bisa mengetahui proses mana yang belum memenuhi persyaratan hukum berlaku sehingga meminimalisir proses internal organisasi yang berpotensi melanggar hukum, dan yang terpenting adalah membantu organisasi secara sistematis untuk mengidentifikasi kondisi saat ini serta langkah aksi apa yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kinerja proses fungsi SDM.

Kegagalan dalam mengidentifkasi penyebab potensial yang bisa membahayakan atau berpotensi melanggar hukum dapat menimbulkan efek yang merugikan perusahaan atau organisasi. Karena itu, audit SDM merupakan salah satu cara untuk mengenal sejauh mana proses internal, sistem prosedur organisasi sudah memenuhi aspek keamanan baik secara hukum maupun juga membantu mengidentifikasi bagian SDM yang belum berjalan secara efektif dan efisien. Peninjauan secara berkala terhadap sistem dan prosedur organisasi yang berhubungan dengan SDM, tidak hanya membantu agar sistem dan prosedur tetap memenuhi persyaratan, namun juga membantu aspek finansial perusahaan agar tetap stabil dan mantap.

Obyek SDM yang diaudit

Aspek SDM yang dapat diaudit cukup luas, karena SDM itu sendiri mencakup fungsi perencanaan, fungsi pengembangan, fungsi pemeliharaan, fungsi informasi, fungsi penghargaan dan penghukuman, serta fungsi peningkatan kinerja. Dengan demikian jika dirinci, obyek yang dapat diaudit adalah sebagai berikut :

  • Fungsi Perencanaan : Manpower Planning, Manpower Recruitment, Manpower Fulfillment, Sourcing Candidate.

  • Fungsi Pengembangan : Training, Development, Coaching, Mentoring.

  • Fungsi Informasi & Teknologi : Personnel Data base, Sistem Informasi Manajemen SDM (HRIS).

  • Fungsi Pemerliharaan : Industrial Relation, Corporate Social Responsibility.

  • Fungsi Penghargaan dan Penghukuman : Compensation & Benefit, Reward, Termination, Punishment.

  • Fungsi Peningkatan kinerja : Performance Management System, Pay for Performance.

Dari aspek diatas, kebanyakan masih berkutat dalam hal sistem dan prosedur dimana aspek ini sering disebut sebagai sisi Hard Capabilities Organisasi. Perkembangan selanjutnya yang bisa menjadi pertimbangan audit, adalah juga mengaudit aspek Soft Organisasi, antara lain :

  • Budaya Organisasi,

  • Audit competency staff SDM,

  • Audit kepuasan terhadap fungsi SDM.

Ketika anda melakukan audit SDM, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti diketahui yakni kegunaan audit SDM itu sendiri. Ini tergantung dari perspektif dan tujuan audit SDM itu sendiri. Dengan mengetahui tujuan audit, maka pelaksanaan audit dan prosesnya akan menyelaraskan dengan tujuan tersebut.

Beberapa hal yang menjadi tujuan dan kegunaan audit SDM antara lain :

  • Mencari hal-hal yang berpotensi menimbulkan masalah serius di kemudian hari

  • Mencari area yang dapat dilakukan perbaikan dan improvement

  • Sebagai alat dokumentasi untuk merger, akuisisi maupun reorganisasi

  • Untuk mencari tahu seberapa jauh pemenuhan sistem dengan standar, peraturan dan regulasi yang ada.

Adapun sumber data yang bisa digunakan untuk audit SDM adalah :

  • SOP, aturan dan prosedur yang ada

  • Pimpinan Departemen SDM atau personalia

  • Pimpinan Departemen lain

INSTRUMEN-INSTRUMEN AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA

Ada beberapa instrumen pengumpulan informasi yang membantu dalam menghimpun data aktivitas-aktivitas sumber daya manusia, diantaranya :

· Wawancara

Wawancara dengan karyawan dan manajer adalah suatu sumber informasi mengenai aktivitas sumber daya manusia. Komentar mereka membantu tim audit mencari bidang-bidang yang membutuhakn perbaikan. Kritik dari karyawan dapat menunjukkan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh departemen untuk memenuhi kebutuhan mereka. Demikian juga, sumbang saran manajer dapat mengungkapkan cara-cara untuk memberikan mereka servis yang lebih baik.

· Kuisioner

Karena wawancara itu menyita waktu dan mahal serta kerap hanya terbatas pada sedikit orang, banyak departemen sumber daya manusia yang menggunakan kuisioner-kuisioner untuk memperluas lingkup riset mereka. Selain itu, kuisioner jug dapat memberikan jawaban-jawaban yang lebih terbuka dibandingkan wawancara tatap muka.

· Informasi Eksternal

Informasi adalah alat sentral dari tim audit. Perbandingan-perbandingan luar memberikan kepada tim audit suatu perspektif terhadapnya aktivitas-aktivitas perusahaan dapat dinilai.

· Eksperimen-eksperimen Riset




Opini : jadi SDM itu sangat penting bagi kelangsungan kehidupan kita..Manfaat utama dalam audit SDM diantaranya bisa mengetahui proses mana yang belum memenuhi persyaratan hukum berlaku sehingga meminimalisir proses internal organisasi yang berpotensi melanggar hukum, dan yang terpenting adalah membantu organisasi secara sistematis untuk mengidentifikasi kondisi saat ini serta langkah aksi apa yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kinerja proses fungsi SDM..

Minggu, 28 Februari 2010

AUDIT PEMASARAN

0 komentar
Tugas : Pemeriksaan Akuntansi Dosen : Renny Nur'aini

AUDIT PEMASARAN

Definisi
Menurut Shuchman: suatu penelaahan yang sistematis, teoritikal, dan tidak memihak dari operasi pemasaran total
Menurut Kotler: suatu pengujian yang komprehensif, sistematis dan independen dan periodik dari suatu perusahaan, unit usaha, lingkungan pemasaran, strategi dan aktivitas dengan maksud untuk menentukan area masalah dan peluang serta merekomendasikan suatu rencaan tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan
Manfaat Audit Pemasaran
Analisis mengenai lingkungan eksternal dan situasi internal
Penilaian kinerja masa lalu dan aktivitas sekarang
Identifikasi peluang dan ancaman masa yang akan datang
Bentuk Audit
Audit Eksternal
Berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, dimulai dari pengujian informasi ekonomi umum menuju pertumbuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan
Audit Internal
Berkaitan dengan variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang bertujuan untuk menilai sumber daya organisasi sebagaimana berhadapan dengan sumber daya pesaing.

Menurut Richard M. S. Wilson, struktur audit pemasaran terdiri dari tiga langkah
Lingkungan organisasi (peluang dan ancaman)
Sistem pemasaran (kekuatan dan kelemahan)
Aktivitas pemasaran

Area yang harus diselidiki sebagai bagian audit pemasaran
Audit Eksternal
Lingkungan usaha dan ekonomi
Pasar
Kompetisi
Audit Internal
Variabel operasional pemasaran
Operasi dan sumber daya
Tujuan pemasaran,
Strategi pemasaran
Struktur
Sistem informasi
Sistem perencanaan
Sistem pengendalian
Efisiensi fungsional
Efisiensi antar fungsional
Analisis kemampulabaan
Analisisi efektivitas biaya

Langkah Langkah Audit Pemasaran
Menurut Grashof
Aktivitas pra audit
Pengumpulan informasi
Analisis informasi
Formulasi dan rekomendasi
Pengembangan dari program implementasi

Menurut Cannon
Mendefinisikan pasar
Menentukan deferensial kinerja
Menentukan perbedaan dalam program kompetitif
Membuat riwayat strategi pesaing
Menetukan struktur perencanaan strategik

Menelaah Efektivitas Pemasaran
Untuk menentukan sejauh mana organisasi merefleksikan 5 karakteristik utama dari orientasi pemasaran:
Falsafah yang berorientasi pelanggan
Organisasi pemasaran yang diintegarasikan
Informasi pemasaran yang cukup
Orientasi strategik
Efisiensi operasional
Peranan Analisis SWOT
Setiap unit usaha perlu mengembangkan informasi pemsaran untuk mengikuti kecenderungan yang dikategorikan sebagai Opportunity = kesempatan dan Threat = ancaman

Dasar dasar untuk mengembangkan keunggulan bersaing dibagi dalam 3 kelompok
Keunggulan organisasi
Keunggulan departemental dan fungsional
Keunggulan yang didasarkan pada hubungan dengan badan eksternal

Karakteristik Audit yang efektif menurut Kotler
Komprehensif / menyeluruh
Independen
Berkala

Prosedur Audit
Dimulai dari persetujuan yang dicapai antara direktur pemasaran dengan auditor pemasaran, tujuan khusus, luas dan dalamnya cakupan, sumber data dan format laporan dan periode audit
Komponen Audit
Audit Lingkungan Pemasaran
Audit Strategi pemasaran
Audit Organisasi pemasaran
Audit Sistem pemasaran
Audit produktivitas pemasaran
Audit fungsi pemasaran



Audit Lingkungan Pemasaran
Mencakup analisis kekuatan ekonomi makro utama dan kecenderungan dalam lingkungan tugas organisasi
Audit Strategi pemasaran
Fokus pada penelaahan dari tujuan dan strategi pemasaran terhadap lingkungan pasar sekarang dan yang akan datang
Audit Organisasi pemasaran
Menilai kemampuan struktur organisasi dalam menerapkan strategi untuk mengembangkan lingkungan.

Audit Sistem pemasaran
Mencakup mutu dari sistem organisasi untuk menganalisisi, perencanaan dan pengendalian
Audit produktivitas pemasaran
Menguji aspek aspek yang berbeda dari program pemasaran dan efektifitas biaya dari berbagai tingkat pengeluaran pemasaran
Audit fungsi pemasaran
Mencakup penilaioan yang rinci dari setiap unsur bauran pemasaran Audit fungsi pemasaran



Opini : Audit pemasaran merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap segenap program pemasaran pada suatu perusahaan atau unit bisnis secara komprehensif, sistematis, independen, dan berkala dengan memberikan pendekatan yang terstruktur terhadap pengumpulan dan analisis data/informasi pada lingkungan bisnis yang kompleks dan selanjutnya dapat ditindak lanjuti dengan melakukan langkah-langkah korektif sehingga efektifitas program-program pemasaran dapat tercapai.

AUDIT MUTU

0 komentar

Tugas : Pemeriksaan Akuntansi Dosen : Renny Nur'aini

AUDIT MUTU


A. PENGERTIAN AUDIT MUTU

Pengertian audit mutu dapat dijumpai dalam Panduan Audit Sitem Manajemen Mutu SNI 19-19011-2002. Dalam panduan tersebut, audit mutu didefinisikan sebagai proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauhmana kriteria audit dipenuhi (BSN, 2002). Audit Sistem Mutu biasanya dilakukan untuk menentukan tingkat kesesuaian aktivitas organisasi terhadap standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang telah ditentukan serta efektivitas dari penerapan system tersebut.

B. TUJUAN AUDIT MUTU

Dari pengertian audit mutu yang diuraiakan di atas, bahwa tujuan audit mutu adalah untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Temuan hasil audit selanjutnya dianalisis, dinilai kecukupan dan kesesuaiannya terhadap standar ISO 9001:2000. Hasil temuan auditor tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Secara rinci tujuan umum dari audit mutu yaitu (Willy Susilo,2000) :

1. Untuk memperoleh prioritas permasalahan yang tengah dihadapi organisasi
2. Untuk merencanakan pengembangan usaha Untuk memenuhi persyaratan suatu sistem manajemen yang digunakan sebagai acuan
3. Untuk memenuhi persyaratan regulasi ataupun persyaratan kontrak dengan (misalnya) pelanggan
4. Untuk mengevaluasi terhadap pemasok
5. Untuk menemukan adanya potensi resiko kegiatan organisasi

Sedangkan tujuan audit mutu secara khusus adalah untuk memberikan umpan balik tentang kinerja organisasi yang diuraikan sebagai berikut (Iskandar Indranata,2006):

1. Mengarahkan pencapaian sasaran Memberikan sense of urgency
2. Menemukan peluang perbaikan
3. Memastikan apakah sistem diterapkan secara efektif
4. Mendeteksi penyimpangan-penyimpangan terthadap kebijakan mutu sedini mungkin

C. PRINSIP AUDIT MUTU

Audit mutu didasarkan pada sejumlah prinsip. Ketaatan dan kepatuhan terhadap prinsip tersebut merupakan prasyarat untuk memberikan kesimpulan audit yang sesuai dan cukup serta memungkinkan auditor bekerja secara independen untuk mencapai kesamaan kesimpulan pada situasi serupa. Prinsip Audit Mutu, secara garis besar terdiri dari dua prinsip yaitu prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor dan prinsip-prinsip yang terkait dengan kegiatan audit.

1. Prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor, yaitu :

a. Kode Etik sebagai Dasar Profesionalisme.

Kode Etik merupakan dasar profesionalisme auditor dalam pelaksaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian. Seorang auditor harus mampu menunjukkan sikap berpendirian, yaitu sikap mampu memberikan penilaian yang proporsional dan kontekstual.

b. Menyajikan hasil yang obyektif dan akurat,

Seorang auditor berkewajiban untuk melaporkan hasil temuan audit secara benar dan akurat. Temuan audit, kesimpulan audit dan laporan audit mencerminkan pelaksanaan kegiatan audit secara benar dan akurat. Hambatan signifikan yang ditemukan selama audit dan perbedaan pendapat yang tidak terselesaikan antara tim audit dan auditi harus dilaporkan.

c. Profesional, memiliki kompetensi sebagai auditor.

2. Prinsip Audit yang relevan dengan kegiatan audit, yaitu :

1. Independen-auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit pada area yang bukan tanggungjawabnya.
2. Bukti Obyektif sebagai dasar membuat kesimpulan audit, dapat diverifikasi dan sample audit yang diambil cukup mewakili
3. Terencana, audit harus terencana secara sistematik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.

D. ALASAN MELAKUKAN AUDIT MUTU

Dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) ada beberapa alasan melakukan audit berkesinambungan yaitu untuk melihat efektivitas system berdasar sampling dan lokasi/bagian, walaupun alasan yang pokok memberi jaminan dan mencegah timbulnya masalah-masalah dan meningkatkan efektivitas SMM alasan melakukan Audit antara lain (Iskandar Indranata, 2006) :

1. Mengembangkan sistem pada organisasi.
2. Meyakinkan organisasi akan efektivitas dan kesesuaian akan system itu sendiri.
3. Meyakinkan organisasi dalam memilih pemasok baru, bahwa SMM pemasok sesuai dengan apa yang diinginkan organisasi.
4. Meyakinkan organisasi bahwa pemasok yang ada masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan organisasi.
5. Memenuhi kesesuaian standar/undang-undang, bahwa organisasi harus terus menerus mengimplementasikan dan memelihara SMM secara konsisten.

Hasil audit dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperuam . alah atu manfaat audit yang paling sentral adalah sebagai dasar untuk mengambil keputusan, melakukan perbaikan, meningkatkan eisiensi dan efektivitas fungsi organisasi. Dengan informasi hasil penilaian auditor dan rekomendasi yang disampaikan, akan memungkinkan pimpinan unit operasi melakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi, efektivita maupun produktivitas usaha secara lebih terarah.

Proses audit merupakan media pembelajaran dan pertumbuhan yang tidak ternilai harganya bagi para pelaku audit itu sendiri. Karena melalui proses audit, tejadi proses pemahaman secara mendalam tentang seluk beluk operasi organisasi serta permasalahannya yang dihadapinya, baik permasalahan skala organisasi maupun permasalahan spesifik yang ada pada setiap fungsi dalam organisasi. Dengan demikian seorang auditor secara disadari atau tidak telah mempelajari proses manajemen organisasi secara komprehensif dan manajemen fungsional secara intensif. (BQST)


Opini : tentang Audit Mutu ini adalah bahwa
agar perusahaan mengerti tentang pemeriksaan mutu para pegawai nya dan juga tak hanya itu kantor pun juga bisa meningkatkan mutu SDM nya yang lebih baik.
saya menyadari bahwa pentingnya dengan Audit Mutu di skala organisasi / perusahaan..

Minggu, 14 Februari 2010

AUDIT LINGKUNGAN

0 komentar

TUGAS AUDIT 2                                                    Dosen : Renny Nur'aini

AUDIT LINGKUNGAN

Pengertian audit lingkungan
• Proses menemukan tingkat yang dipilih dari suatu organisasi untuk mentaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar internal.

Menurut The International Chamber of Commerce 1989:
• Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya.
Falsafah manajemen lingkungan
1. Pemecahan masalah
2. Mengelola ketaatan
3. Mengelola kepastian lingkungan

Manfaat Audit lingkungan
Untuk meningkatkan efektifitas manajemen dan rasa memperbaiki aktifitas pengelolaan lingkungan yang ada
Audit lingkungan di Indonesia
  Sesuai dengan GBHN 1993, sistem yang dianut dalam pelaksanaan pembangunan nasional adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. 
“Pembangunan yang dilakukan untuk mengolah sumber daya alam, tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.”
 Dasar hukum upaya pelestarian lingkungan hidup adalah Undang undang no 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup
 Pelaksanaan audit lingkungan hidup bersifat sukarela dan pemerintah tidak mewajibkan semua perusahaan melakukan audit lingkungan, namun pemerintah berhak melakukan pemeriksaaan
Auditing sebagai komponen dari manajemen lingkungan:
– Manajemen lingkungan merupakan kerangka kerja atau metode untuk menuntun organisasi dalam mencapai dan mempertahankan kinerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem manajemen lingkungan terdiri dari:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Menuntun dan mengarahkan
4. Mengkomunikasikan
5. Mengendalikan dan menelaah

Opini : Audit Lingkungan adalah Proses menemukan tingkat yang dipilih dari suatu organisasi untuk mentaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar internal juga bermanfaat Untuk meningkatkan efektifitas manajemen dan rasa memperbaiki aktifitas pengelolaan lingkungan yang ada.